BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan suatu upaya sadar untuk memberikan pengetahuan, wawasan,
keterampilan, serta keahlian tertentu kepada individu-individu untuk
mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Inovasi-inovasi telah dilakukan
oleh pemerintah adalah upaya reformasi pendidikan salah satunya pembaharuan
kurikulum, seperti menyempurnakan kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan Nasional
KTSP sudah
disempurnakan pemerintah dengan diterapkannya Kurikulum
2013 yang diutamakan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada ranah sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif
tinggi). Seperti yang tercantum dalam kurikulum-kurikulum yang
berlaku, kurikulum
yang dilakukan pemerintah pendidikan di SMA yang didalamnya terdapat pendidikan
kimia, pembelajaran kimia haruslah diarahkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan proses sains dan kecakapan hidup siswa.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran siswa
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Siswa yang belum mampu menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan dalam dunia nyata merupakan
cerminan kemampuan berpikir siswa masih rendah. Untuk membentuk kemampuan berpikir siswa yang demikian
dalam pembelajaran hendaknya siswa
berperan aktif dan perlunya guru yang berperan untuk mengembangkan berpikir
siswa.
Peran guru dalam pembelajaran sangatlah penting, baik sebagai
fasilitator maupun motivator. Peran guru sebagai fasilitator diantaranya
sebagai pengungkap dan pengembang proses beripikir siswa, sedangkan peran guru
sebagai motivator sebagai pemberi motivasi dalam belajar siswa. Suatu
pengetahuan dapat dimiliki siswa jika siswa sendiri membentuk pengetahuan
tersebut. Hal ini berarti, siswa bisa mengembangkan kemampuan, meningkatkan
kualitas dan kapasitas diri sehingga mereka menjadi pribadi yang tidak mudah
lupa akan materi yang diajarkan walaupun jangka waktu yang sangat panjang.
Dalam proses pembelajaran ini guru perlu meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Peningkatan kemampuan berpikir
sebagai salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan tersebut. Dalam Peningkatan kemampuan berpikir
materi pelajaran siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus
dikuasai melalui dialog dan tanya jawab yang terus-menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa. Peningkatan kemampuan berpikir tersebut identik dengan
berpikir kritis.
Berpikir
kritis menggunakan dasar
proses berpikir untuk
menganalisis
|
Kimia itu sendiri merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA. Karakteristik
tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia
merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
teori (deduktif) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja dan
bersikap ilmiah serta kemampuan berkomunikasi sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Salah satu tujuan pembelajaran ilmu kimia di SMA adalah agar
siswa memahami konsep-konsep kimia dan saling
keterkaitanya serta penerapanya baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari materi, dalam
pembelajaran kimia bukan hanya membutuhkan pemahaman serta pengasaan konsep
saja tetapi dalam mempelajari kimia di sini siswa dituntut aktif bersama guru
untuk menerapkan ilmu yang dipelajari ke dalam pengembangan diri. Siswa juga
perlu melakukan praktikum, karena kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala alam yang berkaitan dengan
komposisi, struktur, sifat dan perubahan. Kenyataan yang terjadi pada proses
pembelajaran kebanyakan guru menggunkan model pembelajaran langsung
dan cenderung lebih mengutamakan informasi konsep. Dan siswa menerima informasi
secara pasif dengan pembelajaran sangat abstrak dan teoritis. Untuk menjadikan
materi kimia menjadi lebih menarik, maka harus mampu mengambil suatu kebijakan
yaitu dengan perbaikan model pembelajaran sehingga kompetensi belajar yang
diharapkan akan tercapai dengan baik, sebab dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran
dikelas.
Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia adalah model pembelajaran yang
lebih memandirikan siswa dan mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa,
salah satu model pembelajaran itu adalah model pembelajaran yang mencakup Mind, Acquire, Search Out, Trigger, Exhibit, Reflect atau yang biasa
dikenal dengan Model MASTER (Fisher, 2008). Model pembelajaran MASTER ini dapat dilaksanakan
dengan berbagai metode seperti demonstrasi dan eksperimen (pratikum) dimana
siswa membangun pengetahuannya sendiri sesuai dengan pengalaman yang dimiliki
siswa sehingga proses pembelajaran sangat menyenangkan.
kembali
materi yang telah disampaikan sehingga dapat memacu
siswa untuk
|
Model MASTER memiliki banyak keunggulan
salah satunya mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menemukan konsep melalui
percobaan, membuat hipotesis, meneliti untuk membangun pengetahuan baru. Model pembelajaran MASTER ini cocok digunakan pada materi-materi yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari misalnya pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit,
karena model ini bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks
kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki keterampilan berpikir
kritis untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
Larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu sub
pokok bahasan ilmu kimia yang diberikan di kelas X IPA SMA. Pokok bahasan ini
memiliki beberapa karakteristik seperti bersifat abstrak, pemahaman konsep,
penerapan konsep. Karakteristik pokok bahasan larutan elektrolit dan
nonelektrolit ini menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar siswa. Pokok
bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan akrab dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga proses pembelajaran dapat lebih realistis. Dalam kehidupan
sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun nonelektrolit
contoh larutan garam dan oralit. Dalam upaya meningkatkan aktivitas, kemampuan dan hasil belajar siswa,
perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang memperhatikan kesesuaian model
pembelajaran yang mendukung dengan karakteristik materi yang disampaikan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti yang diharapkan. Maka peneliti memilih untuk
menggunakan model pembelajaran MASTER
yang dapat mengembangkan berpikir kritis pada materi larutan elektrolit
dan nonelektrolit.
Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis merasa tertarik meneliti tentang “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan
Model Pembelajaran MASTER Pada Sub Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
Kelas X IPA 2 SMA Negeri 5 Samarinda ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Model
Pembelajaran MASTER Pada Sub Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Kelas X
IPA 2 SMA Negeri 5 Samarinda ?”
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
diuraikan diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk “Mengetahui Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Model
Pembelajaran MASTER Pada Sub Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Kelas X
IPA 2 SMA Negeri 5 Samarinda”.
D.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
yaitu:
1.
Bagi guru, memberikan informasi mengenai keterampilan berpikir
kritis yang dimiliki siswa khususnya keterampilan mengatur strategi dan taktik,
keterampilan memberikan penjelasan sederhana, keterampilan membangun
keterampilan dasar, keterampilan menyimpulkan, dan keterampilan memberikan
penjelasan lanjut, serta memberikan informasi tentang penggunaan model yang
tepat dan sesuai untuk materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.
2.
Bagi siswa, sebagai sarana yang memudahkan siswa untuk
lebih cepat dan baik dalam memahami konsep kimia pada materi yang diajarkan
serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
3.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan menigkatkan
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah.
4.
Bagi mahasiswa, menambahkan pengetahuan guna
mempersiapkan diri menjadi pengajar kimia yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar